Senin, 30 September 2013

Berikan Hanya 10 Pemuda





“Pertama

Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.”
Pasti kalian tahu naskah di atas yang sudah terkenal di indonesia sejak tanggal 28 oktober 1928. Sejak saat itu para pemuda-pemudi indonesia merubah pola pikir mereka. Momentum tersebut sudah menjadikan titik balik kemajuan bangsa indonesia khususnya. Semangat yang berkobar-kobar dari para pemuda pemudi indonesia telah memberi inspirasi kepada seluruh bangsa indonesia bahwa bangsa ini adalah milik kita bersama bukan milik para penjajah
.
Kata-kata terkeren pernah di muntahkan dari presiden pertama kita,
“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”
Betapa perumpaan yang bisa kita ambil maknanya bahwa kenyataannya pemuda lah yang banyak memberikan kontribusi kepada zaman ini. Jikalau pemuda pemudinya rusak, akhlaqnya rusak maka berguncanglah dunia dengan kerusakan yang mereka buat sesuai perkataan Bung Karno tersebut.
Beberapa minggu yang lalu sang bulan penuh berkah pun pergi meninggalkan kita. Bulan Ramadhan yang penuh ampunan dan penuh kasih seharusnya bisa kita jadikan acuan kita untuk merubah sikap dan perilaku sebagai pemuda muslim yang tangguh dan super. Layaknya cucian kotor yaitu kita yang dimasukkan kedalam mesin cuci dan dibersihkan hingga bersih kembali. hingga akhirnya kita seperti terlahir kembali setelah Ramadhan pergi. Seharusnya demikian. Bukan malah kembali jelek dan kotor lagi setelah kepergian Ramadhan. Sebaik mungkin kita harus bisa menjaga kebersihan yang sudah kita petik susah payah dalam bulan Ramadhan kemarin.
Ramadhan pergi bulan penuh kemenangan pun datang. Kemenangan atas pertarungan & peperangan dahsyat kita melawan hawa nafsu yang sangat mendasar dalam diri manusia. Kata-kata kemenangan ini hanya patut disandangkan kepada orang-orang yang benar-benar berperang tadi. Bukan orang-orang yang hanya menjadi seorang 'penonton' atau seorang prajurit yang sedikit-sedikit mundur.
Mengerti kan maksud perumpaan yang saya berikan? Ya, kata-kata kemenangan hanya bisa dirasakan oleh orang-orang yang benar-benar melaksanakan ibadah dan amalan bulan Ramadhan dengan penuh sukacita dan keikhlasan. Bukan orang-orang yang tidak melaksanakan ataupun yang melaksanakannya dengan setengah-setengah.
Jadi, tidaklah bisa sebuah zaman berubah ke arah yang lebih baik jikalau pemuda-pemudinya tidak mau berjalan ke arah yang lebih baik dan malah justru terpuruk tersesat ke negeri yang bernamakan keburukan. Dan momen tersebut sudah disiapkan sang maha kuasa dengan menyandingkan dua bulan yang sangat membekas, bulan ampunan, dan bulan kemenangan.
Sungguh negeri dan bumi ini tergantung pada pikiran dan kontribusi yang kalian berikan wahai para mahasiswa …..
MAKA SUDAH SIAPKAH ANDA MENJADI PEMUDA PEMUDI YANG BERANI MEWARNAI NEGERI DAN BUMI INI DENGAN CORETAN KEBAIKAN ?
SUNGGUH ZAMAN INI SEKARANG BERADA DI TANGAN KALIAN....


*tulisan ini diterbitkan di mading FSI Ulul Albab sebagai kolom opini, 14 Oktober 2011*

 
 Searching : http://aadondoni.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar